Konfrontasi adalah usaha sadar konselor untuk mengemukakan kembali dua pesan atau lebih yang saling bertentangan yang disampaikan konseli. Konfrontasi merupakan salah satu respon konselor yang sangat membantu konseli. Jika disampaikan secara tepat, konfrontasi memungkinkan konselor mengemukakan dua pesan ganda konseli (pesan yang berlawanan) tanpa menimbulkan kemarahan dan sikap bertahan konseli terhadap konselor. Konfrontasi akan membantu konseli untuk menyadari dan menghadapi berbagai pikiran, perasaan dan kenyataan yang terjadi pada dirinya, yang ingin disembunyikan atau diingkarinya Konfrontasi juga membantu konseli untuk mencapai kesesuaian (congruency), yaitu suatu keadaan dimana kata-kata konseli sesuai dengan tingkah lakunya.
Konselor perlu melakukan konfrontasi apabila pada diri konseli didapati adanya: 1) pertentangan antara apa yang dia katakan dengan apa yang dia lakukan, 2) pertentangan antara dua perkataan yang disampaikan dalam waktu yang berbeda, 3) pertentangan antara perasaan yang dia katakan dengan tingkah laku yang tidak mencerminkan perasaan tersebut.
Dalam praktiknya, konfrontasi diungkapkan melalui kalimat gabungan yang mengandung dua kondisi yang kontradiktif seperti, ”Anda mengatakan bahwa anda senang bersekolah di sekolahmu, tetapi anda sering membolos”; ”Nanda mengatakan sangat senang dengan keputusan orang tua, tetapi Nanda menangis”; ”Tadi kamu katakan bahwa kamu tidak mencintainya, tetapi baru saja kamu juga mengatakan bahwa kamu tidak bisa hidup tanpa dia.” Konfrontasi digunakan hanya melalui kata-kata yang merupakan penyimpulan dari perkataan, dan atau perbuatan konseli. Dengan kata lain, konfrontasi mendiskripsikan pesan konseli, mengobservasi tingkah laku konseli, dan bukti- bukti lain yang sedang terjadi pada konseli. Konfrontasi tidak boleh berisikan tuduhan, penilaian, atau pemecahan masalah.
Prosedur Berlatih
1. Pahamilah modul Keterampilan Konfrontasi, diskusikan hal-hal yang anda anggap penting dengan fasilitator.
2. Ikutilah penjelasan lebih lajut tentang keterampilan konfrontasi yang disampaikan oleh fasilitator.
3. Perhatikan contoh yang didemonstrasikan oleh fasilitator, dan tanyakan jika ada bagian-bagian yang belum bisa anda fahami.
4. Perhatikan video clip yang ditayangkan pada layar. Dalam kelompok kecil (3 orang tiap kelompok)
5. Dalam kelompok yang terdiri dari masing-masing tiga orang, lakukan simulasi konfrontasi. Orang pertama menjadi konseli, orang kedua menjadi konselor, dan orang ketiga menjadi pengamat. Setelah selesai lakukan diskusi. Lakukan bergantian sehingga semua anggota pernah menjalani semua peran.
sumber: Dr. Suwarjo, M.Si. (2008) UNY - Modul Pelatihan Praktik Keterampilan Konseling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar